SEJARAH MENARIK DI BALIK KAOS POLOS
Kaos Polos, yang juga
disebut kaos oblong, atau bahasa kerennya T-Shirt memang sudah lama mendunia. Kita
semua mengenakan kaos dalam berbagai kesempatan, dan umumnya suka mengkreasikan
penampilan dengan kaos. Kehadiran
kaos membuat kita sangat terbantu karena kita tak harus selalu mengenakan
pakaian yang formal dan melelahkan. Terkadang saat ingin santai, kita tinggal
mengenakan sehelai kaos, jeans bel-el, dan sepatu casual, kombinasi fashion
yang amat digemari sekarang ini. Namun apa jadinya jika tak pernah ada kaos?
Kita mungkin harus mengenakan kemeja saat tidur.
Asal muasal istilah T-Shirt tidak
diketahui secara pasti. Tapi kemungkinan karena bentuknya yang mirip huruf T.
Kemungkinan lain mengatakan istilah T muncul karena pasukan militer sering
menggunakan print kaos sebagai “Training Shirt”. Padahal sebelumnya, kaos hanya
digunakan sebagai pakaian dalam.
Penjelasan ini rasanya lebih masuk
akal. Karena setelah perang dunia II, kaos sering digunakan dengan celana
seragam untuk kepentingan latihan militer. Gaya kasual ala militer ini semakin
populer pada tahun 1950an setelah Marlon Brando mengenakannya dalam film A
Streetcar Named Desire, yang segera membuat kaos melejit menjadi trend masa
itu, menghipnotis kaum anak muda yang ingin tampil beda.
Demam kaos polos pun melanda Eropa dan Amerika sekitar tahun 1960an. Apalagi
aktor James Dean kembali mempopulerkan mode ini dengan mengenakannya dalam film
Rebel Without A Cause, sehingga eksistensi kaos pun semakin kukuh di masa itu.
Kaos pun mulai
memasuki berbagai bidang kehidupan. Tidak hanya menginvasi dunia fashion, dan
membuat kaum hippies tahun 1960an tertular demam T-Shirt dan menjadikannya
sebagai sarana propaganda mereka, kaos mulai digunakan untuk banyak hal. Karena
harganya cukup murah, kaos pun mulai dilirik oleh para pebisnis untuk dijadikan
suvenir, seragam, dan sebagainya.
Sementara dalam
perkembangan selanjutnya, semangat propaganda para hippies yang turun temurun
ke generasi selanjutnya membuat kaos makin banyak digunakan untuk
mendeklarasikan sebuah pesan atau statement kepada khalayak ramai. Teknologi
sablon kaos pun berkembang, dan kaos mulai menjadi lebih dari sekedar pakaian.
Kaos telah menjadi identitas diri pemakainya.
Di Indonesia, kaos kemungkinan
dibawa oleh orang Belanda pada masa penjajahan. Namun tidak
sempat menjadi terlalu populer, karena proses pemintalan kaos masih mahal kala
itu. Namun pada tahun 1970an, kaos mulai merambah ke berbagai pelosok negeri
ini meski dalam bentuk yang masih sederhana, berwarna putih polos, dan
kebanyakan dikenakan oleh para pria. Namun kini, puluhan tahun kemudian, kaos
telah menjadi fashion style yang unisex dan populer di berbagai kalangan usia,
mulai anak-anak hingga orang dewasa. Kaos polos telah melokal dan mendunia.
posted by Grosir Kaos Polos http://polos.co.id/post/26/Sejarah+Menarik+Di+Balik+Kaos+Polos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar